Minggu, 29 Juni 2008
Sabtu, 28 Juni 2008
Liputan SWA
|
The Jakarta Post
Mobile grooming salon for feline friends
Agnes Winarti , The Jakarta Post , Jakarta | Tue, 06/17/2008 10:05 AM | City
True canine lovers usually regard their pet dogs as part of the family. Some even treat them like their own children.
Dog lover Bathsheba "Betsy" Yuligita Sudarmo recalled the day she found bruises around her dog's eyes.
"When I found the bruises, my dog had changed his attitude toward me. He used to be friendly but had become fierce," Betsy said.
PAWS FOR EFFECT: Three-year-old golden retriever “Grizzly” has its nails cut by a groomer from Happy Pets grooming before two groomers bathe and blow-dry its fur using the grooming’s custom-built vehicle at the pet owner’s home in Cakung, East Jakarta. (JP/Agnes Winarti)
"My dog started behaving aggressively after it received treatment at a pet salon," she said, while carefully watching two pet groomers bathe her 3-year-old golden retriever Grizzly on the back of a mobile pet salon car.
A vet told her later her dog had been hit during the salon treatment.
"It was a traumatic experience for me," she said.
Since then, Grizzly has had his treatments in a mobile pet salon at Betsy's home, where she can observe the whole process.
"I don't have to take my car to the salon. It saves me time," Betsy said, adding she used to queue and wait at the pet salon for some three hours.
Veterinarian Maria Theresia Widiastuti said some dog owners have complained that after their dogs had salon baths, they showed changes in behavior, like signs of fear, depression and aggressiveness.
"I never saw any physical bruises, but it is possible those pets received harsh treatment. It is the right of the owner to ask the salon to be transparent about their treatments," said the veterinarian, who has been practicing for eight years in East Jakarta.
A dog lover since childhood, Henny M. Pangadjaja said a similar experience motivated her to establish Happy Pets, a mobile pet salon for cats and dogs, in 2003.
"As a dog lover, I consider my dogs like my own children. So, I don't want anyone beating them," said Henny, who saw her poodles being harshly treated by groomers at her home.
"When I saw my poodle was being hit by the groomer in front of me in my own home, I wondered what they did when I wasn't around," she said.
Henny said she learned about the commitment needed to look after pets from her mother, who once owned more than 20 dogs at the same time that ran around freely in their home.
"They followed her from the kitchen to the bathroom," said Henny, who now owns nine dogs, including poodles, a golden retriever and a Yorkshire.
Henny said she took various pet grooming courses in Singapore to learn how to take care of her poodles.
"Many of my relatives and friends who asked me to help groom their dogs urged me to create my own pet salon," said the 38-year-old at her home office in Lippo Karawaci, Tangerang.
(JP/Agnes Winarti)
The salon has been through a few name changes; from Beauty Pets, to Chicko Pets (named after one of her poodles) to today's Happy Pets.
Henny currently employs some 30 groomers and administration employees for the salon, which operates with two cars for exclusive treatments and 10 motorcycles for standard treatments.
The Happy Pets mobile salons operate throughout Greater Jakarta by appointment from Monday to Saturday, 7 a.m. to 5 p.m., and on Sundays with one week's notice.
The salon currently has about 2,400 customers, including homemakers, young professionals, celebrities, public officials, pet shops and pet-breeding ranches.
"I never thought this hobby of mine would become a business with so many customers," she said, adding some 30 percent of her customers were cat owners and the rest dog owners.
Some of her customers even call her in the middle of the night to seek advice in emergency situations, like dog fights or illnesses.
"I have to repeatedly tell them that I am not a vet," she said.
Henny, however, said many people in Jakarta still consider pet grooming a luxury, not a necessity.
She said most complaints made were concerning prices. Happy Pets standard treatments range from Rp 60,000 (US$6.40) to Rp 100,000, while exclusive treatments range from Rp 150,000 to Rp 200,000, depending on the size of the pet.
Eighty to 90 percent of the equipment and treatment materials are imported from the United States, she said.
LIL' SCRUB: Happy Pets groomers also travel by motorcycle to customers' homes to bathe their dogs. (JP/Agnes Winarti)
However, pet lovers like Betsy do not mind the costs.
"A home treatment for my Grizzly costs Rp 185,000. It is about three times more expensive than the usual pet salon," she said. She usually calls the home pet salon once a month.
Betsy's husband, Hanny Santoso, said he preferred having his dog treated at home because he wanted to avoid transmittable diseases from unhealthy dogs.
"Other pet salons are usually also shelters for pets on sale, so there is no guarantee all the dogs there are healthy," he said.
Henny said, "People should realize that a healthy dog makes its owner healthy. There is a kind of mutual health between pets and their owners."
She said most long-fur dogs, like golden retrievers, which are prone to skin diseases, should have a bath once every two weeks.
Henny also suggested long-fur dogs have their fur combed once every two days to avoid tangles that might trigger skin diseases.
"I do not recommend bathing the pet when it is sick. It should be taken to a vet first," she said.
Henny also said when treating a dog, one must pay attention to its psychological nature, as every dog has different character.
Jumat, 27 Juni 2008
Koran Tempo
Profesi
Agar Si Doggy Tambah Trendi
Melayani dengan hati-hati karena anjing bak anak kesayangan bagi pemiliknya.
Awalnya, Samuel tak bisa diam. Kaki-kakinya terus digerakkan, sedangkan matanya terus menatap Alex, sahabatnya. Lima belas menit kemudian, setelah dielus dan dipijat, anjing ras Gembala Jerman itu tenang. "Ini untuk memijat," ujar Marmo, pria yang sudah tiga tahun menjadi perawat anjing di salon anjing mobile Happy Pets, yang menangani Samuel.
Ini perawatan kedua buat Sam--panggilan Samuel--dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, Alex, sang pemilik, membawanya ke salon di Kemang, Jakarta Selatan, untuk menjalani perawatan kuku dan bulu Sam.
"Ini lebih praktis," kata Alex. Plus, dia bisa melihat proses perawatan anjing kesayangannya itu. Di Kemang, dia hanya duduk, sementara Sam didandani di dalam sebuah ruangan. "Tahu-tahu sudah rapi," kata dia di rumahnya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis lalu.
Kepraktisan memang yang diutamakan Happy Pets, salon milik Henny Pangadjaja. Selain itu, dia ingin memberikan kenyamanan kepada para pemilik anjing dan kucing peliharaan bahwa binatang kesayangan mereka baik-baik saja.
Tak seperti salon anjing di mal atau tempat lain, yang tertutup buat pemiliknya, proses perawatan yang dilakukan salon keliling ini terhadap binatang kesayangan bisa dilihat langsung sang pemilik. "Mereka bisa lihat binatang peliharaan mereka sedang diapain," kata Henny di rumahnya, Tangerang, Banten, Kamis lalu. Berdasarkan pengalaman sendiri, Henny sering merasa waswas saat membawa anjing ke salon.
Menjadi seorang perawat anjing dan kucing bukan hal mudah. Selain harus sabar, para karyawan Henny dibekali teknik memegang anjing dan kucing yang galak. Keahlian dan kesabaran tingkat tinggi memang harus dimiliki karena pemilik yang sayang terhadap peliharaannya akan memperhatikan peliharaannya "dikerjai". Makanya dia tak mau main-main dengan profesinya itu. "Saya anggap saya sedang ngurusin anak orang," katanya sambil tersenyum.
Awalnya, Henny sekadar ingin serius mengurus 24 ekor pudelnya. Pudel-pudelnya harus wangi dan bersih. "Itu syarat dari suami saya kalau mau memelihara anjing. Dia tak suka anjing," katanya sambil tertawa. Makanya, secara total, dua tahun ia habiskan untuk khusus belajar merawat anjing di Singapura. Sesi demi sesi kursus yang memakan waktu satu bulan per sesinya itu dilakoni ibu satu putri ini sejak 2001.
Pada 2002, ketika sudah menguasai banyak ilmu, dia mulai diminta mengurus anjing teman dan kerabatnya. Waktu itu dia belum berpikir menjalankan profesi itu, walau sudah menguasai teknik memotong bulu seratus jenis anjing.
Pada 2003, kala permintaan dari teman sahabatnya melonjak, dia melihat peluang tersebut. Jadilah bisnis itu dengan hanya dua karyawan. Pada tahun itu juga dia mematenkan bisnisnya tersebut di Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Tak disangka, dia malah sering diomeli pelanggan karena personelnya yang terlalu sedikit, sedangkan pesanannya banyak. Saat itulah dia menerima karyawan yang kemudian diajarinya selama sebulan mendandani anjing. Kini karyawannya 28 orang, dengan armada dua mobil dan 10 sepeda motor. Semuanya dibekali ilmu menggunakan delapan tingkat pisau untuk memotong bulu anjing dan kucing. Plus menggunakan pemotong kuku yang mirip tang.
Kisah suksesnya berlanjut hingga para pejabat dan selebritas mulai menjadi langganan tetapnya. Sebut saja Alvin Adam, Sophia Latjuba, Artika Sari Devi, dan bekas Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar. Sampai suatu saat dia diminta para pelanggannya merawat anjing selama sang pemilik pergi. Rumahnya yang mungil di Karawaci tidak cukup menampung banyak anjing. "Saya menyewa rumah, buka hotel buat anjing dan kucing," katanya.
Merawat anjing yang bermacam jenis bulunya, menurut dia, ada seninya tersendiri. Berbeda dengan memegang kepala manusia untuk dicukur rambutnya, saat dipegang orang lain, biasanya anjing meronta. Karena itu, anjing perlu dibujuk pemilik dan orang yang akan mendandaninya. "Paling sulit anjing kecil, ya, suka pecicilan," katanya sambil tergelak. Makanya perlu waktu 90 menit hingga satu jam untuk mendandani hewan-hewan peliharaan.
Jenis anjing yang berbeda pun membuat waktu yang dibutuhkan berbeda. Pudel, Schnauzer, dan Westhighland terrier, katanya, mempunyai tingkat kesulitan lebih daripada yang lain. Golden Retriever, yang biasa dilihat dalam film Beethoven, cuma perlu disisir. Bulu-bulu anjing yang berbadan bongsor itu justru menjadi kelebihannya.
YOPHIANDI
Trubus
Okezone
Salon yang diberi nama Happy Pets Mobile Grooming ini telah berkembang pesat. Bahkan, konsumen rela mengantre dua hingga tiga hari demi mendapatkan pelayanannya.
Henny, biasa wanita ini disapa tak sengaja menggeluti usaha ini. Awalnya, Henny hanya pecinta anjing. Sejak kecil, Henny telah memelihara anjing. Baginya, rumah terasa sepi jika tak ada hewan peliharaan, khususnya anjing.
Melepas masa lajang, Henny menikah dengan Suwito Tjahjadi (41). Sayangnya, sang suami tidak begitu menyukai anjing.
Beruntunglah Henny memiliki suami yang pengertian. Sang suami mengizinkannya memelihara anjing asalkan anjing itu besih dan tidak bau. Henny menyanggupi keinginan sang suami.
Henny yang tinggal di Tangerang harus membawa anjing jenis pudelnya ke salon hewan di Jakarta setiap dua minggu sekali atau selambat-lambatnya satu bulan sekali.
Beberapa kali, dia melakoni aktivitas itu. Dia menyadari jarak Tangerang-Jakarta yang relatif jauh merepotkannya. Kemacetan jalan membuat waktunya habis terbuang dan anjing menjadi stress.
Henny juga memperhatikan anjing terlihat tidak tenang saat akan mandi di salon. Menurutnya, hal ini karena anjing merasa asing dengan lingkungan di mana dia dibersihkan. Si pemilik juga tidak tenang karena tidak bisa melihat hewan kesayangannya saat proses mandi.
Karena itu, Henny mencoba belajar memandikan anjing. Wanita usia 37 tahun ini membaca buku terkait anjing. Dia juga terbang ke Singapura untuk mengikuti kursus salon anjing. Saat di Singapura, peralatan seperti gunting kuku, sisir, alat cukur pun diborongnya.
"Kursus dan peralatan salon hewan belum ada di Indonesia," terangnya kepada okezone.
Berbekal kursus dan membaca buku, Henny berani memandikan anjingnya layaknya di salon hewan ternama. Keahliannya semakin terasah seiring waktu. Tangannya mulai berani membersihkan anjing milik kawan atau saudara. Saat itu, bakso atau kue brownis sebagai pengganti jasanya.
Pertengahan 2003, Henny menjajakan jasa salon hewan keliling secara profesional. Saat itu, dia hanya memiliki dua orang karyawan dan satu sepeda motor. Pada 2004, terwujud ide untuk menambah armada mobil salon keliling.
Pengalaman sebagai konsumen yang tidak mau terkena macet saat membawa hewan ke salon dan dampak negatif hewan saat dibawa ke salon merupakan alasan dasar Henny mendirikan salon hewan keliling.
Saat ini, Happy Pets Mobile Grooming telah melayani konsumen di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi. Dalam sehari, ibu dari putri Natashia Bertha Tjahjadi (11) ini bisa memperoleh enam hingga sepuluh pelanggan.
Jasa Henny telah dikenal banyak pelanggan. Wanita yang memiliki 18 ekor anjing ini hanya menunggu telepon dari pelanggan yang meminta datang ke rumah untuk memandikan hewan peliharaan mereka. Terkadang, kucing juga mendapat perawatan dari salon hewan keliling ini.
Karyawannya bertambah menjadi 30 orang. Armada juga bertambah menjadi 10 motor dan dua mobil. Jasa yang ditawarkannya adalah menyisir, memandikan dan mengeringkan, memotong atau merapihkan bulu. Tarif yang dikenakannya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu untuk perawatan standar.
Sedangkan perawatan eksklusif dikenakan biaya Rp125 ribu hingga Rp 150 ribu. Pada perawatan eksklusif, hewan akan mendapat perawatan tambahan yakni hair spa.
Sejumlah kendala juga dihadapinya, antara lain jalanan yang macet dan hewan yang sulit dibersihkan menghambat mobilitas karyawannya. Terkadang, Henny mendapat komplain dari pelanggan karena tidak bisa menepati janji. Pelanggan pun harus membuat janji dahulu.
Kendati demikian, Henny optimistis usaha ini memiliki prospek bagus. Saat ini menghadirkan hewan peliharaan di rumah telah menjadi tren. Perawatan hewan di salon bukan barang mewah namun sebuah kebutuhan. (rhs)
Majalah Pengusaha
Tuesday, 21 August 2007 | |||
If you need a friend, buy a dog. Meskipun ungkapan itu awalnya hanya berasal dari sebuah film namun sedikit banyak memberikan gambaran satu sisi gaya hidup manusia sekarang, gemar memelihara binatang kesayangan terutama anjing. Masyarakat moderen yang cenderung bersifat individualistis pada akhirnya menyisakan ruang kosong atas kebutuhan berinteraksi serta berteman. Sementara itu komplementasi yang dianggap paling mudah serta aman untuk melampiaskan perasaan kesepian tersebut yaitu melalui binatang piaraan. Dan bukan cuma terjadi di luar negeri saja, budaya semacam ini juga mulai berkembang pada masyarakat metropolis di Indonesia. Bila kurang percaya silahkan tengok, setiap akhir pekan hampir semua pet shop di Jakarta dan kota-kota besar lain pasti ramai dikunjungi orang. Dari beragam hewan piaraan yang ditawarkan, mulai dari anak anjing, kucing, ikan, kura-kura, burung, hamster, hingga binatang reptil seperti ular dan iguana, yang paling banyak tersedia dan diminati sebagai teman setia pastilah anjing, setelah itu baru kucing ras. Dari kaca mata yang sedikit berbeda Henny M. Pangadjaja melihat bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang mulai membaik menjadi alasan mengapa para pecinta anjing piaraan makin marak. Kini mereka tidak lagi menganggap anjing sebagai barang mewah dan butuh perawatan mahal. Pengusaha salon anjing dengan model keliling sejak tahun 2001 ini juga menengarai walaupun masih di bawah Singapura atau Malaysia, bahkan Thailand, tetapi tingkat kesadaran merawat binatang peliharaan pun mulai menanjak. “Salon sudah mulai membudaya, bahwa kebutuhan merawat anjing bukan hanya pada waktu sudah kelihatan amat kotor sehingga tidak dapat memandikan sendiri, melainkan merupakan kebutuhan rutin. Sebab bagaimana anjingnya mau bagus kalau perawatan hanya dilakukan setelah kelihatan jelek, paling-paling salon hanya bisa menggunduli saja,” pemilik Happy Pets Grooming ini berujar. Sesuai dengan namanya Henny menyediakan jasa grooming hewan piaraan. Yang agak berbeda salon miliknya dijalankan dengan sistem mobile. Costumer tidak perlu repot-repot membawa binatang yang hendak didandani tersebut keluar rumah, sebaliknya karyawan salon yang akan mendatangi beserta peralatan lengkap. Pemilik hewan tinggal mengangkat telepon maka akan segera dibuatkan jadwal sesuai daftar. Secara garis besar terdapat dua jenis perawatan. Standard grooming atau pelayanan standar yakni memandikan, membersihkan telinga, menggunting kuku, serta cukur bulu. Sedangkan layanan eksklusif adalah layanan standar ditambah dengan perawatan hair spa bagi si binatang kesayangan. Untuk layanan standar tersebut tenaga operasionalnya berjumlah dua orang dan biasanya cukup dengan memakai sepeda motor yang dilengkapi boks peralatan di belakangnya. Agar tampak menarik bentuknya didesain berbentuk anjing sehingga tampak menyolok mata. Sedangkan untuk melayani perawatan dengan hair spa disediakan mobil salon berupa jenis kendaraan kijang kapsul yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk keperluan tersebut. “Nanti anjingnya dimandikan di dalam mobil, sedangkan yang memakai motor, tuan rumah yang menyediakan tempat, cukup di garasi atau di kamar mandi,” jelas Henny. Ibarat pucuk dicinta ulam tiba, bisnis yang menyajikan kemudahan biasanya mendapatkan respon positif. Demikian pula salon anjing mobile ini pun banyak peminatnya. Sebab pelanggannya cukup menunggui di rumah, selain itu anjingnya tidak takut terkena stress atau ketularan kutu dari binatang lain. Apabila sudah berhadapan dengan kualitas maka besar kecilnya tarif biasanya menjadi relatif. Biaya sekali perawatan sebesar Rp 50 ribu-Rp 150 ribu. Standar harga tersebut berdasarkan jenis layanan, jenis anjing, dan besar kecilnya. “Binatang berbulu tebal agak lebih mahal, sebaliknya anjingsmooth yang pendek biayanya juga lebih murah,” paparnya.
|
Tabloid Nova
Henny Marlita Pangadjaja
Ingin Hewan Kesayangan Juga Bahagia
Kami sekeluarga suka anjing. Tetapi suami saya kurang suka jika anjingnya bau. Oleh karena itu, saya rajin merawat dua anjing pudel di rumah. Ternyata enggak gampang.
Saya ikut kursus soal salon anjing di Singapura.
Dari situlah, saya bisa memotong bulu anjing saya. Teman saya yang melihat, antusias meminta saya mencukurkan anjingnya.
Dari situ terpikir mengelola usaha salon hewan keliling. Mereka tinggal telepon, saya akan kirim tenaga kerja saya. Awalnya hanya satu sepeda motor, dengan dua karyawan.
Tidak. Kami juga menerima kucing. Tapi, memang lebih banyak anjing.
Dari berbagai kalangan, ya. Mulai dari ibu-ibu rumah tangga sampai artis.
Sementara ini, kami baru melayani customer untuk daerah Tangerang, Bekasi, Depok, Jakarta karena keterbatasan tenaga.
Memang benar. Terkadang, ada customer yang tidak tertangani karena jadwal armada saya sudah full.
Ada dua macam, yaitu standar dan eksklusif. Untuk standar mulai dari mandi, gunting kuku, membersihkan kuping, sikat gigi, cukur. Eksklusif masih ditambah dengan Hair Spa & Massage.
Ya, supaya jalan darah anjing ini lancar. Dengan demikian kulitnya lebih sehat dan bulunya kebih mengilat.
Hanya sesekali jika ada permintaan khusus dari pelanggan. Atau bila kondisi anjing sudah parah. Kami juga kerja sama dengan dokter hewan.
Saya tidak perlu keluar rumah untuk bekerja. Saya masih bisa menyalurkan hobi yang lain dan mengawasi anak saya, Natashia Bertha Tjahjadi (11).
Link : http://www.tabloidnova.com/article.php?name=/ingin-hewan-kesayangan-juga-bahagia&channel=profil