Sabtu, 28 Juni 2008

Liputan SWA

Salon Keliling Buat Hewan Kesayangan
Kamis, 23 Maret 2006
Oleh : Ishak Rafick

Dengan modal keahlian dan sedikit uang, Hanny Marlita berhasil melakukan inovasi bisnis dengan mendirikan salon hewan piaraan  keliling. Kini dia berencana mewaralabakannya.

Bermula dari hobi memelihara dan bermain-main dengan anjingnya sendiri, Hanny  menemukan jalan untuk menyulapnya menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Dan semua itu berlangsung seperti tanpa rencana, seiring dengan kepindahannya ke Karawaci, Tangerang. Di tempat barunya itu, dia kesulitan menemukan salon buat anjing kesayangannya. Dia bingung, karena membiarkan binatang kesayangannya itu tanpa perawatan, jelas tak pantas. Sementara itu, merawatnya sendiri tanpa pengetahuan memadai, menurut dia, malah bisa berbahaya.

 

Akhirnya, Hanny memutuskan untuk mengikuti kursus salon anjing di Singapura. Waktu itu tujuannya cuma satu: agar bisa mengurus anjing-anjingnya sendiri. Namun, setelah piawai mengurus anjingnya sendiri, ia tergugah untuk memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang dipelajarinya di negeri jiran itu menjadi lahan bisnis. Tanpa mau menyia-nyiakan kesempatan, Hanny pun kemudian mendirikan Happy Pets, salon buat hewan piaraan semacam anjing, kucing dan kelinci.

 

Tak seperti salon-salon anjing dan hewan piaraan lain yang sudah lebih dulu ada di Jakarta, Bandung dan Surabaya, Happy Pets sengaja dirancang Hanny menjadi mobile salon (salon bergerak). Jadi, sistemnya tidak lagi menunggu pelaggan, tapi mendatangi pelanggan alias jemput bola. Dia melihat, banyak orang yang suka dan memelihara anjing atau hewan peliharaan lainnya, tapi tidak sanggup dan tidak punya waktu untuk mengurusnya. “Jadi, saya beranikan diri merintis Happy Pets lima tahun lalu,” ujarnya mengenang.  “Modal saya waktu itu cuma sepeda motor untuk keliling. Saya sendiri yang memandikan dan menangani hewan-hewan itu,” sambung Hanny bersemangat.

 

Dia mengaku, semula memang banyak kendala. Bahkan, banyak orang menganggapnya kurang kerjaan atas usaha salon anjing kelilingnya itu. Namun, ia cuek saja karena ia tetap melihat peluang di bisnis yang ditekuninya itu. Apalagi, ia memiliki modal keahlian dan sedikit modal buat operasional. “Soal sukses- tidaknya, itu tergantung pada usaha,” ujar Hanny. “Tapi waktu itu saya tidak terlalu berorientasi pada untung. Prinsip saya: apa pun yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, pasti akan menghasilkan suatu saat nanti. Saya sudah membuktikannya sekarang. Saya sudah bisa merasakan hasil yang saya tanam dulu,” sambung lulusan Desain Interior Universitas Trisakti itu sumringah.

 

Meski yang ditanganinya cuma hewan, Happy Pets melayani kliennya bak melayani wanita dan ibu-ibu berduit di salon kecantikan eksklusif.  Bahkan mungkin lebih dari itu. Happy Pets menawarkan jasa grooming, manikur-pedikur,  pijat, krimbat, mandi garam spa, dan lain-lain buat hewan. “Grooming itu merupakan dasar dari perawatan pets. Dimulai dari memandikan hewan. Lalu kuku kaki depan dan kaki belakang anjing, misalnya, digunting.  Setelah itu dilakukan pembersihan kuping, telapak kaki dan cabut bulu ketek si anjing,” paparnya rinci. “Lalu ada hair spa.  Setelah pets dimandikan, diberi krim sekujur tubuhnya dan dipijat. Setelah dipijat kemudian dimandikan lagi, lalu disiram dengan garam spa,” sambung perintis salon bergerak buat anjing itu. “Garam spa masih kami impor, asalnya dari Laut Mati, Timur Tengah,” ia menjelaskan.

 

Untuk menunjang operasional bisnisnya itu, setiap tiga-empat bulan sekali dia terbang ke Singapura untuk berbelanja segala keperluan Happy Pets.  Biasanya, sekali belanja menghabiskan Rp 10-20 juta.  Adapun anggaran promosinya sekitar Rp 5 juta/bulan. Produk untuk perawatan hewan itu memang masih diimpor antara lain dari Singapura, Amerika Serikat dan Cina, karena di Indonesia sulit mendapatkan barang-barang yang dia perlukan. “Lebih hemat membeli langsung dari luar, karena saya membelinya dalam jumlah besar. Kalau dalam jumlah kecil, saya lebih memilih untuk pakai jasa pengiriman,” kata Hanny. Produk-produk yang diimpor Happy Pets, lanjutnya, antara lainclipper (untuk mencukur bulu hewan), cream spa lavender, tea tree leaf, sisir bulu, dan sebagainya.

 

Untuk memperoleh barang-barang yang diperlukan salon hewannya itu, Hanny dibantu oleh tempat kursus perawatan hewannya dulu di Singapura. “Mereka akan membantu eks muridnya yang memang membutuhkan produk-produk untuk perawatan pets,” tutur Hanny.

 

Meski jasa yang ditawarkannya relatif  baru,  Hanny tak mau sembarangan menerima hewan untuk dilayani.  “Happy Pets cukup selektif dalam menerima pets yang akan dibersihkan. Kami tidak menerima pets sakit. Namun kami menjamin petstidak akan berkutu setelah di-grooming,” kata penggemar anjing Golden ini.

 

Meski selektif, Happy Pets tak sepi dari pelanggan.  Bahkan sebaliknya, orang makin suka menggunakan jasanya. Biaya yang ditarik Happy Pets dari si pemilik hewan memang tidak terlalu mahal. Tambahan pula, si pemilik dibebaskan dari kewajiban membawa hewannya ke salon yang kadang makan waktu dan melelahkan. Itu setidaknya diakui aktris Sophia Latjuba yang kini menjadi pelanggan Happy Pets.  “Saya puas banget dengan Happy Pets. Membantu banget, karena saya tidak perlu bawa anjing ke salon, tapi Happy Pets yang datang ke rumah,” katanya. “Saya surprise sama tarifnya. Kok murah sekali ya. Itu juga yang membuat saya senang menggunakan Happy Pets selama dua bulan terakhir,” sambung Sophia.

 

Hal senada diucapkan seorang pelanggan Happy Pets di Pondok Indah yang kebetulan juga bernama Hanny. Pelanggan yang satu ini boleh dibilang maniak anjing.  Dia mengaku memiliki 50 ekor anjing dari berbagai jenis dan ras.  Hanny mendapat info tentang Happy Pets dari brosur salon hewan keliling itu di toko makanan anjing langganannya.  “Saya suka pakai Happy Pets, karena karyawannya tahu bagaimana caranya membersihkan anjing saya dengan perasaan. Mereka tahu bagaimana mendekati anjing-anjing saya, tidak kasar,” tutur Hanny. Toh, dia punya saran yang menurutnya patut dipertimbangkan demi kemajuan Happy Pets.  “Saran saya, Happy Pets sebaiknya menambah lagi jumlah karyawannya.  Juga mesti ada tarif khusus untuk pelanggan yang punya banyak anjing, seperti saya. Anjing saya ada 50 ekor dan semua saya bersihkan di Happy Pets,” lanjutnya.

 

Hanny, si bos Happy Pets, cuma tersenyum ketika dibenturkan dengan saran tersebut. Maklum, Maret 2004, dia sudah menambah investasinya untuk memperkuat armada Happy Pets.  Ia menambah dua armada mobil Kijang kapsul yang dimodifikasi sendiri menjadi salon hewan.  Investasi untuk satu mobil mencapai Rp 180 jutaan. Jadi total armada Happy Pets sekarang ada empat motor dan dua mobil Kijang kapsul.

 

Untuk mendesain  mobil armadanya itu, Hanny membutuhkan waktu 8-10 bulan.  Adapun karyawan Happy Pets saat ini berjumlah 15 orang.  Hanny memang berencana menambah karyawan. “Jujur saja, saya kesulitan mencari sumber daya manusianya. Saya ingin karyawan saya, khususnya groomer, harus yang punya pengalaman dengan pets.  Saya tidak ingin yang dari nol.  Kalau sudah pengalaman, saya tinggal melatihnya kembali. Mereka mesti menggunakan standar saya,” ujar istri dari Suwito Tjahjadi ini.

 

Bagi Hanny, bisnis yang dijalankannya ini sangat prospektif  dan permintaannya besar.  Setiap hari minimal Happy Pets melayani 40 hewan piaraan. Dia mematok tarif Rp 50-200 ribu untuk setiap ekor, tergantung jasa apa saja yang dikehendaki pemilik hewan. Jumlah pelanggan yang terus bertambah akhir-akhir ini membuatnya berpikir untuk segera menambah karyawan dan armada Happy Pets.

 

Meski pelanggannya terus bertambah, Happy Pets, menurut Hanny, tidak alpa memperhatikan kualitas layanannya.  Untuk itu, dia melakukan retraining karyawan setiap empat bulan sekali, terutama karyawan groomer (yang melakukangrooming).  Selama ini, umumnya hewan piaraan yang ditangani Happy Pets ada tiga jenis yaitu anjing, kucing dan kelinci.  Yang paling banyak adalah anjing (70%), diikuti kucing 20 dan kelinci 10%.  “Pelanggan setia kami juga sudah memiliki jadwalnya sendiri,” kata ibu dari Natashia itu sambil tersenyum.  “Kami ingin customer merasa puas dan setia memakai jasa Happy Pets. Siapa pun boleh menggunakan jasa kami, meski segmentasinya menengah-atas,” tambah Hanny.

 

Ke depan, Hanny berencana mewaralabakan Happy Pets untuk memperluas jangkauan.  “Permintaan akan jasa Happy Pets sangat banyak. Ini di luar dugaan.  Saya pikir ini saatnya untuk mem-franchise-kan, tapi saya masih bingung mengenai sistem ini.  Saya berharap ada yang bisa membantu saya menjelaskan bagaimana cara terbaik untuk mem-franchise-kan bisnis saya ini,” kata Hanny yang punya moto Happy Pets is A Clean Pets. Hanny juga punya obsesi membawa Happy Pets dikenal oleh semua orang yang menyayangi hewan piaraan dan ingin hewan-hewan itu terawat.

 




URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/artikellain/details.php?cid=1&id=4091 

Tidak ada komentar: