Jumat, 27 Juni 2008

Koran Tempo


Minggu, 25 Mei 2008

Profesi

Agar Si Doggy Tambah Trendi

Melayani dengan hati-hati karena anjing bak anak kesayangan bagi pemiliknya.

Awalnya, Samuel tak bisa diam. Kaki-kakinya terus digerakkan, sedangkan matanya terus menatap Alex, sahabatnya. Lima belas menit kemudian, setelah dielus dan dipijat, anjing ras Gembala Jerman itu tenang. "Ini untuk memijat," ujar Marmo, pria yang sudah tiga tahun menjadi perawat anjing di salon anjing mobile Happy Pets, yang menangani Samuel.

Ini perawatan kedua buat Sam--panggilan Samuel--dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, Alex, sang pemilik, membawanya ke salon di Kemang, Jakarta Selatan, untuk menjalani perawatan kuku dan bulu Sam. 

"Ini lebih praktis," kata Alex. Plus, dia bisa melihat proses perawatan anjing kesayangannya itu. Di Kemang, dia hanya duduk, sementara Sam didandani di dalam sebuah ruangan. "Tahu-tahu sudah rapi," kata dia di rumahnya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis lalu.

Kepraktisan memang yang diutamakan Happy Pets, salon milik Henny Pangadjaja. Selain itu, dia ingin memberikan kenyamanan kepada para pemilik anjing dan kucing peliharaan bahwa binatang kesayangan mereka baik-baik saja. 

Tak seperti salon anjing di mal atau tempat lain, yang tertutup buat pemiliknya, proses perawatan yang dilakukan salon keliling ini terhadap binatang kesayangan bisa dilihat langsung sang pemilik. "Mereka bisa lihat binatang peliharaan mereka sedang diapain," kata Henny di rumahnya, Tangerang, Banten, Kamis lalu. Berdasarkan pengalaman sendiri, Henny sering merasa waswas saat membawa anjing ke salon.

Menjadi seorang perawat anjing dan kucing bukan hal mudah. Selain harus sabar, para karyawan Henny dibekali teknik memegang anjing dan kucing yang galak. Keahlian dan kesabaran tingkat tinggi memang harus dimiliki karena pemilik yang sayang terhadap peliharaannya akan memperhatikan peliharaannya "dikerjai". Makanya dia tak mau main-main dengan profesinya itu. "Saya anggap saya sedang ngurusin anak orang," katanya sambil tersenyum.

Awalnya, Henny sekadar ingin serius mengurus 24 ekor pudelnya. Pudel-pudelnya harus wangi dan bersih. "Itu syarat dari suami saya kalau mau memelihara anjing. Dia tak suka anjing," katanya sambil tertawa. Makanya, secara total, dua tahun ia habiskan untuk khusus belajar merawat anjing di Singapura. Sesi demi sesi kursus yang memakan waktu satu bulan per sesinya itu dilakoni ibu satu putri ini sejak 2001.

Pada 2002, ketika sudah menguasai banyak ilmu, dia mulai diminta mengurus anjing teman dan kerabatnya. Waktu itu dia belum berpikir menjalankan profesi itu, walau sudah menguasai teknik memotong bulu seratus jenis anjing. 

Pada 2003, kala permintaan dari teman sahabatnya melonjak, dia melihat peluang tersebut. Jadilah bisnis itu dengan hanya dua karyawan. Pada tahun itu juga dia mematenkan bisnisnya tersebut di Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Tak disangka, dia malah sering diomeli pelanggan karena personelnya yang terlalu sedikit, sedangkan pesanannya banyak. Saat itulah dia menerima karyawan yang kemudian diajarinya selama sebulan mendandani anjing. Kini karyawannya 28 orang, dengan armada dua mobil dan 10 sepeda motor. Semuanya dibekali ilmu menggunakan delapan tingkat pisau untuk memotong bulu anjing dan kucing. Plus menggunakan pemotong kuku yang mirip tang.

Kisah suksesnya berlanjut hingga para pejabat dan selebritas mulai menjadi langganan tetapnya. Sebut saja Alvin Adam, Sophia Latjuba, Artika Sari Devi, dan bekas Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar. Sampai suatu saat dia diminta para pelanggannya merawat anjing selama sang pemilik pergi. Rumahnya yang mungil di Karawaci tidak cukup menampung banyak anjing. "Saya menyewa rumah, buka hotel buat anjing dan kucing," katanya.

Merawat anjing yang bermacam jenis bulunya, menurut dia, ada seninya tersendiri. Berbeda dengan memegang kepala manusia untuk dicukur rambutnya, saat dipegang orang lain, biasanya anjing meronta. Karena itu, anjing perlu dibujuk pemilik dan orang yang akan mendandaninya. "Paling sulit anjing kecil, ya, suka pecicilan," katanya sambil tergelak. Makanya perlu waktu 90 menit hingga satu jam untuk mendandani hewan-hewan peliharaan.

Jenis anjing yang berbeda pun membuat waktu yang dibutuhkan berbeda. Pudel, Schnauzer, dan Westhighland terrier, katanya, mempunyai tingkat kesulitan lebih daripada yang lain. Golden Retriever, yang biasa dilihat dalam film Beethoven, cuma perlu disisir. Bulu-bulu anjing yang berbadan bongsor itu justru menjadi kelebihannya.

YOPHIANDI

Tidak ada komentar: