Minggu, 29 Juni 2008

Sabtu, 28 Juni 2008

Happy Pets TV One



Liputan SWA

Salon Keliling Buat Hewan Kesayangan
Kamis, 23 Maret 2006
Oleh : Ishak Rafick

Dengan modal keahlian dan sedikit uang, Hanny Marlita berhasil melakukan inovasi bisnis dengan mendirikan salon hewan piaraan  keliling. Kini dia berencana mewaralabakannya.

Bermula dari hobi memelihara dan bermain-main dengan anjingnya sendiri, Hanny  menemukan jalan untuk menyulapnya menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Dan semua itu berlangsung seperti tanpa rencana, seiring dengan kepindahannya ke Karawaci, Tangerang. Di tempat barunya itu, dia kesulitan menemukan salon buat anjing kesayangannya. Dia bingung, karena membiarkan binatang kesayangannya itu tanpa perawatan, jelas tak pantas. Sementara itu, merawatnya sendiri tanpa pengetahuan memadai, menurut dia, malah bisa berbahaya.

 

Akhirnya, Hanny memutuskan untuk mengikuti kursus salon anjing di Singapura. Waktu itu tujuannya cuma satu: agar bisa mengurus anjing-anjingnya sendiri. Namun, setelah piawai mengurus anjingnya sendiri, ia tergugah untuk memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang dipelajarinya di negeri jiran itu menjadi lahan bisnis. Tanpa mau menyia-nyiakan kesempatan, Hanny pun kemudian mendirikan Happy Pets, salon buat hewan piaraan semacam anjing, kucing dan kelinci.

 

Tak seperti salon-salon anjing dan hewan piaraan lain yang sudah lebih dulu ada di Jakarta, Bandung dan Surabaya, Happy Pets sengaja dirancang Hanny menjadi mobile salon (salon bergerak). Jadi, sistemnya tidak lagi menunggu pelaggan, tapi mendatangi pelanggan alias jemput bola. Dia melihat, banyak orang yang suka dan memelihara anjing atau hewan peliharaan lainnya, tapi tidak sanggup dan tidak punya waktu untuk mengurusnya. “Jadi, saya beranikan diri merintis Happy Pets lima tahun lalu,” ujarnya mengenang.  “Modal saya waktu itu cuma sepeda motor untuk keliling. Saya sendiri yang memandikan dan menangani hewan-hewan itu,” sambung Hanny bersemangat.

 

Dia mengaku, semula memang banyak kendala. Bahkan, banyak orang menganggapnya kurang kerjaan atas usaha salon anjing kelilingnya itu. Namun, ia cuek saja karena ia tetap melihat peluang di bisnis yang ditekuninya itu. Apalagi, ia memiliki modal keahlian dan sedikit modal buat operasional. “Soal sukses- tidaknya, itu tergantung pada usaha,” ujar Hanny. “Tapi waktu itu saya tidak terlalu berorientasi pada untung. Prinsip saya: apa pun yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, pasti akan menghasilkan suatu saat nanti. Saya sudah membuktikannya sekarang. Saya sudah bisa merasakan hasil yang saya tanam dulu,” sambung lulusan Desain Interior Universitas Trisakti itu sumringah.

 

Meski yang ditanganinya cuma hewan, Happy Pets melayani kliennya bak melayani wanita dan ibu-ibu berduit di salon kecantikan eksklusif.  Bahkan mungkin lebih dari itu. Happy Pets menawarkan jasa grooming, manikur-pedikur,  pijat, krimbat, mandi garam spa, dan lain-lain buat hewan. “Grooming itu merupakan dasar dari perawatan pets. Dimulai dari memandikan hewan. Lalu kuku kaki depan dan kaki belakang anjing, misalnya, digunting.  Setelah itu dilakukan pembersihan kuping, telapak kaki dan cabut bulu ketek si anjing,” paparnya rinci. “Lalu ada hair spa.  Setelah pets dimandikan, diberi krim sekujur tubuhnya dan dipijat. Setelah dipijat kemudian dimandikan lagi, lalu disiram dengan garam spa,” sambung perintis salon bergerak buat anjing itu. “Garam spa masih kami impor, asalnya dari Laut Mati, Timur Tengah,” ia menjelaskan.

 

Untuk menunjang operasional bisnisnya itu, setiap tiga-empat bulan sekali dia terbang ke Singapura untuk berbelanja segala keperluan Happy Pets.  Biasanya, sekali belanja menghabiskan Rp 10-20 juta.  Adapun anggaran promosinya sekitar Rp 5 juta/bulan. Produk untuk perawatan hewan itu memang masih diimpor antara lain dari Singapura, Amerika Serikat dan Cina, karena di Indonesia sulit mendapatkan barang-barang yang dia perlukan. “Lebih hemat membeli langsung dari luar, karena saya membelinya dalam jumlah besar. Kalau dalam jumlah kecil, saya lebih memilih untuk pakai jasa pengiriman,” kata Hanny. Produk-produk yang diimpor Happy Pets, lanjutnya, antara lainclipper (untuk mencukur bulu hewan), cream spa lavender, tea tree leaf, sisir bulu, dan sebagainya.

 

Untuk memperoleh barang-barang yang diperlukan salon hewannya itu, Hanny dibantu oleh tempat kursus perawatan hewannya dulu di Singapura. “Mereka akan membantu eks muridnya yang memang membutuhkan produk-produk untuk perawatan pets,” tutur Hanny.

 

Meski jasa yang ditawarkannya relatif  baru,  Hanny tak mau sembarangan menerima hewan untuk dilayani.  “Happy Pets cukup selektif dalam menerima pets yang akan dibersihkan. Kami tidak menerima pets sakit. Namun kami menjamin petstidak akan berkutu setelah di-grooming,” kata penggemar anjing Golden ini.

 

Meski selektif, Happy Pets tak sepi dari pelanggan.  Bahkan sebaliknya, orang makin suka menggunakan jasanya. Biaya yang ditarik Happy Pets dari si pemilik hewan memang tidak terlalu mahal. Tambahan pula, si pemilik dibebaskan dari kewajiban membawa hewannya ke salon yang kadang makan waktu dan melelahkan. Itu setidaknya diakui aktris Sophia Latjuba yang kini menjadi pelanggan Happy Pets.  “Saya puas banget dengan Happy Pets. Membantu banget, karena saya tidak perlu bawa anjing ke salon, tapi Happy Pets yang datang ke rumah,” katanya. “Saya surprise sama tarifnya. Kok murah sekali ya. Itu juga yang membuat saya senang menggunakan Happy Pets selama dua bulan terakhir,” sambung Sophia.

 

Hal senada diucapkan seorang pelanggan Happy Pets di Pondok Indah yang kebetulan juga bernama Hanny. Pelanggan yang satu ini boleh dibilang maniak anjing.  Dia mengaku memiliki 50 ekor anjing dari berbagai jenis dan ras.  Hanny mendapat info tentang Happy Pets dari brosur salon hewan keliling itu di toko makanan anjing langganannya.  “Saya suka pakai Happy Pets, karena karyawannya tahu bagaimana caranya membersihkan anjing saya dengan perasaan. Mereka tahu bagaimana mendekati anjing-anjing saya, tidak kasar,” tutur Hanny. Toh, dia punya saran yang menurutnya patut dipertimbangkan demi kemajuan Happy Pets.  “Saran saya, Happy Pets sebaiknya menambah lagi jumlah karyawannya.  Juga mesti ada tarif khusus untuk pelanggan yang punya banyak anjing, seperti saya. Anjing saya ada 50 ekor dan semua saya bersihkan di Happy Pets,” lanjutnya.

 

Hanny, si bos Happy Pets, cuma tersenyum ketika dibenturkan dengan saran tersebut. Maklum, Maret 2004, dia sudah menambah investasinya untuk memperkuat armada Happy Pets.  Ia menambah dua armada mobil Kijang kapsul yang dimodifikasi sendiri menjadi salon hewan.  Investasi untuk satu mobil mencapai Rp 180 jutaan. Jadi total armada Happy Pets sekarang ada empat motor dan dua mobil Kijang kapsul.

 

Untuk mendesain  mobil armadanya itu, Hanny membutuhkan waktu 8-10 bulan.  Adapun karyawan Happy Pets saat ini berjumlah 15 orang.  Hanny memang berencana menambah karyawan. “Jujur saja, saya kesulitan mencari sumber daya manusianya. Saya ingin karyawan saya, khususnya groomer, harus yang punya pengalaman dengan pets.  Saya tidak ingin yang dari nol.  Kalau sudah pengalaman, saya tinggal melatihnya kembali. Mereka mesti menggunakan standar saya,” ujar istri dari Suwito Tjahjadi ini.

 

Bagi Hanny, bisnis yang dijalankannya ini sangat prospektif  dan permintaannya besar.  Setiap hari minimal Happy Pets melayani 40 hewan piaraan. Dia mematok tarif Rp 50-200 ribu untuk setiap ekor, tergantung jasa apa saja yang dikehendaki pemilik hewan. Jumlah pelanggan yang terus bertambah akhir-akhir ini membuatnya berpikir untuk segera menambah karyawan dan armada Happy Pets.

 

Meski pelanggannya terus bertambah, Happy Pets, menurut Hanny, tidak alpa memperhatikan kualitas layanannya.  Untuk itu, dia melakukan retraining karyawan setiap empat bulan sekali, terutama karyawan groomer (yang melakukangrooming).  Selama ini, umumnya hewan piaraan yang ditangani Happy Pets ada tiga jenis yaitu anjing, kucing dan kelinci.  Yang paling banyak adalah anjing (70%), diikuti kucing 20 dan kelinci 10%.  “Pelanggan setia kami juga sudah memiliki jadwalnya sendiri,” kata ibu dari Natashia itu sambil tersenyum.  “Kami ingin customer merasa puas dan setia memakai jasa Happy Pets. Siapa pun boleh menggunakan jasa kami, meski segmentasinya menengah-atas,” tambah Hanny.

 

Ke depan, Hanny berencana mewaralabakan Happy Pets untuk memperluas jangkauan.  “Permintaan akan jasa Happy Pets sangat banyak. Ini di luar dugaan.  Saya pikir ini saatnya untuk mem-franchise-kan, tapi saya masih bingung mengenai sistem ini.  Saya berharap ada yang bisa membantu saya menjelaskan bagaimana cara terbaik untuk mem-franchise-kan bisnis saya ini,” kata Hanny yang punya moto Happy Pets is A Clean Pets. Hanny juga punya obsesi membawa Happy Pets dikenal oleh semua orang yang menyayangi hewan piaraan dan ingin hewan-hewan itu terawat.

 




URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/artikellain/details.php?cid=1&id=4091 

The Jakarta Post

Mobile grooming salon for feline friends


Agnes Winarti ,  The Jakarta Post ,  Jakarta   |  Tue, 06/17/2008 10:05 AM  |  City

True canine lovers usually regard their pet dogs as part of the family. Some even treat them like their own children.

Dog lover Bathsheba "Betsy" Yuligita Sudarmo recalled the day she found bruises around her dog's eyes.

"When I found the bruises, my dog had changed his attitude toward me. He used to be friendly but had become fierce," Betsy said.

PAWS FOR EFFECT: Three-year-old golden retriever “Grizzly” has its nails cut by a groomer from Happy Pets grooming before two groomers bathe and blow-dry its fur using the grooming’s custom-built vehicle at the pet owner’s home in Cakung, East Jakarta. (JP/Agnes Winarti)PAWS FOR EFFECT: Three-year-old golden retriever “Grizzly” has its nails cut by a groomer from Happy Pets grooming before two groomers bathe and blow-dry its fur using the grooming’s custom-built vehicle at the pet owner’s home in Cakung, East Jakarta. (JP/Agnes Winarti)

"My dog started behaving aggressively after it received treatment at a pet salon," she said, while carefully watching two pet groomers bathe her 3-year-old golden retriever Grizzly on the back of a mobile pet salon car.

A vet told her later her dog had been hit during the salon treatment.

"It was a traumatic experience for me," she said.

Since then, Grizzly has had his treatments in a mobile pet salon at Betsy's home, where she can observe the whole process.

"I don't have to take my car to the salon. It saves me time," Betsy said, adding she used to queue and wait at the pet salon for some three hours.

Veterinarian Maria Theresia Widiastuti said some dog owners have complained that after their dogs had salon baths, they showed changes in behavior, like signs of fear, depression and aggressiveness.

"I never saw any physical bruises, but it is possible those pets received harsh treatment. It is the right of the owner to ask the salon to be transparent about their treatments," said the veterinarian, who has been practicing for eight years in East Jakarta.

A dog lover since childhood, Henny M. Pangadjaja said a similar experience motivated her to establish Happy Pets, a mobile pet salon for cats and dogs, in 2003.

"As a dog lover, I consider my dogs like my own children. So, I don't want anyone beating them," said Henny, who saw her poodles being harshly treated by groomers at her home.

"When I saw my poodle was being hit by the groomer in front of me in my own home, I wondered what they did when I wasn't around," she said.

Henny said she learned about the commitment needed to look after pets from her mother, who once owned more than 20 dogs at the same time that ran around freely in their home.

"They followed her from the kitchen to the bathroom," said Henny, who now owns nine dogs, including poodles, a golden retriever and a Yorkshire.

Henny said she took various pet grooming courses in Singapore to learn how to take care of her poodles.

"Many of my relatives and friends who asked me to help groom their dogs urged me to create my own pet salon," said the 38-year-old at her home office in Lippo Karawaci, Tangerang.

(JP/Agnes Winarti)(JP/Agnes Winarti)

The salon has been through a few name changes; from Beauty Pets, to Chicko Pets (named after one of her poodles) to today's Happy Pets.

Henny currently employs some 30 groomers and administration employees for the salon, which operates with two cars for exclusive treatments and 10 motorcycles for standard treatments.

The Happy Pets mobile salons operate throughout Greater Jakarta by appointment from Monday to Saturday, 7 a.m. to 5 p.m., and on Sundays with one week's notice.

The salon currently has about 2,400 customers, including homemakers, young professionals, celebrities, public officials, pet shops and pet-breeding ranches.

"I never thought this hobby of mine would become a business with so many customers," she said, adding some 30 percent of her customers were cat owners and the rest dog owners.

Some of her customers even call her in the middle of the night to seek advice in emergency situations, like dog fights or illnesses.

"I have to repeatedly tell them that I am not a vet," she said.

Henny, however, said many people in Jakarta still consider pet grooming a luxury, not a necessity.

She said most complaints made were concerning prices. Happy Pets standard treatments range from Rp 60,000 (US$6.40) to Rp 100,000, while exclusive treatments range from Rp 150,000 to Rp 200,000, depending on the size of the pet.

Eighty to 90 percent of the equipment and treatment materials are imported from the United States, she said.

LIL' SCRUB: Happy Pets groomers also travel by motorcycle to customers' homes to bathe their dogs. (JP/Agnes Winarti)LIL' SCRUB: Happy Pets groomers also travel by motorcycle to customers' homes to bathe their dogs. (JP/Agnes Winarti)

However, pet lovers like Betsy do not mind the costs.

"A home treatment for my Grizzly costs Rp 185,000. It is about three times more expensive than the usual pet salon," she said. She usually calls the home pet salon once a month.

Betsy's husband, Hanny Santoso, said he preferred having his dog treated at home because he wanted to avoid transmittable diseases from unhealthy dogs.

"Other pet salons are usually also shelters for pets on sale, so there is no guarantee all the dogs there are healthy," he said.

Henny said, "People should realize that a healthy dog makes its owner healthy. There is a kind of mutual health between pets and their owners."

She said most long-fur dogs, like golden retrievers, which are prone to skin diseases, should have a bath once every two weeks.

Henny also suggested long-fur dogs have their fur combed once every two days to avoid tangles that might trigger skin diseases.

"I do not recommend bathing the pet when it is sick. It should be taken to a vet first," she said.

Henny also said when treating a dog, one must pay attention to its psychological nature, as every dog has different character.

Jumat, 27 Juni 2008

Welcome to BCA

Koran Tempo


Minggu, 25 Mei 2008

Profesi

Agar Si Doggy Tambah Trendi

Melayani dengan hati-hati karena anjing bak anak kesayangan bagi pemiliknya.

Awalnya, Samuel tak bisa diam. Kaki-kakinya terus digerakkan, sedangkan matanya terus menatap Alex, sahabatnya. Lima belas menit kemudian, setelah dielus dan dipijat, anjing ras Gembala Jerman itu tenang. "Ini untuk memijat," ujar Marmo, pria yang sudah tiga tahun menjadi perawat anjing di salon anjing mobile Happy Pets, yang menangani Samuel.

Ini perawatan kedua buat Sam--panggilan Samuel--dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, Alex, sang pemilik, membawanya ke salon di Kemang, Jakarta Selatan, untuk menjalani perawatan kuku dan bulu Sam. 

"Ini lebih praktis," kata Alex. Plus, dia bisa melihat proses perawatan anjing kesayangannya itu. Di Kemang, dia hanya duduk, sementara Sam didandani di dalam sebuah ruangan. "Tahu-tahu sudah rapi," kata dia di rumahnya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis lalu.

Kepraktisan memang yang diutamakan Happy Pets, salon milik Henny Pangadjaja. Selain itu, dia ingin memberikan kenyamanan kepada para pemilik anjing dan kucing peliharaan bahwa binatang kesayangan mereka baik-baik saja. 

Tak seperti salon anjing di mal atau tempat lain, yang tertutup buat pemiliknya, proses perawatan yang dilakukan salon keliling ini terhadap binatang kesayangan bisa dilihat langsung sang pemilik. "Mereka bisa lihat binatang peliharaan mereka sedang diapain," kata Henny di rumahnya, Tangerang, Banten, Kamis lalu. Berdasarkan pengalaman sendiri, Henny sering merasa waswas saat membawa anjing ke salon.

Menjadi seorang perawat anjing dan kucing bukan hal mudah. Selain harus sabar, para karyawan Henny dibekali teknik memegang anjing dan kucing yang galak. Keahlian dan kesabaran tingkat tinggi memang harus dimiliki karena pemilik yang sayang terhadap peliharaannya akan memperhatikan peliharaannya "dikerjai". Makanya dia tak mau main-main dengan profesinya itu. "Saya anggap saya sedang ngurusin anak orang," katanya sambil tersenyum.

Awalnya, Henny sekadar ingin serius mengurus 24 ekor pudelnya. Pudel-pudelnya harus wangi dan bersih. "Itu syarat dari suami saya kalau mau memelihara anjing. Dia tak suka anjing," katanya sambil tertawa. Makanya, secara total, dua tahun ia habiskan untuk khusus belajar merawat anjing di Singapura. Sesi demi sesi kursus yang memakan waktu satu bulan per sesinya itu dilakoni ibu satu putri ini sejak 2001.

Pada 2002, ketika sudah menguasai banyak ilmu, dia mulai diminta mengurus anjing teman dan kerabatnya. Waktu itu dia belum berpikir menjalankan profesi itu, walau sudah menguasai teknik memotong bulu seratus jenis anjing. 

Pada 2003, kala permintaan dari teman sahabatnya melonjak, dia melihat peluang tersebut. Jadilah bisnis itu dengan hanya dua karyawan. Pada tahun itu juga dia mematenkan bisnisnya tersebut di Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Tak disangka, dia malah sering diomeli pelanggan karena personelnya yang terlalu sedikit, sedangkan pesanannya banyak. Saat itulah dia menerima karyawan yang kemudian diajarinya selama sebulan mendandani anjing. Kini karyawannya 28 orang, dengan armada dua mobil dan 10 sepeda motor. Semuanya dibekali ilmu menggunakan delapan tingkat pisau untuk memotong bulu anjing dan kucing. Plus menggunakan pemotong kuku yang mirip tang.

Kisah suksesnya berlanjut hingga para pejabat dan selebritas mulai menjadi langganan tetapnya. Sebut saja Alvin Adam, Sophia Latjuba, Artika Sari Devi, dan bekas Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar. Sampai suatu saat dia diminta para pelanggannya merawat anjing selama sang pemilik pergi. Rumahnya yang mungil di Karawaci tidak cukup menampung banyak anjing. "Saya menyewa rumah, buka hotel buat anjing dan kucing," katanya.

Merawat anjing yang bermacam jenis bulunya, menurut dia, ada seninya tersendiri. Berbeda dengan memegang kepala manusia untuk dicukur rambutnya, saat dipegang orang lain, biasanya anjing meronta. Karena itu, anjing perlu dibujuk pemilik dan orang yang akan mendandaninya. "Paling sulit anjing kecil, ya, suka pecicilan," katanya sambil tergelak. Makanya perlu waktu 90 menit hingga satu jam untuk mendandani hewan-hewan peliharaan.

Jenis anjing yang berbeda pun membuat waktu yang dibutuhkan berbeda. Pudel, Schnauzer, dan Westhighland terrier, katanya, mempunyai tingkat kesulitan lebih daripada yang lain. Golden Retriever, yang biasa dilihat dalam film Beethoven, cuma perlu disisir. Bulu-bulu anjing yang berbadan bongsor itu justru menjadi kelebihannya.

YOPHIANDI

Trubus


Salon Kelinci:
Kasep Jadi Molek
Oleh trubus
Kamis, Juli 12, 2007 03:54:36Klik: 926Kirim-kirimPrint version

Dekil dengan bau tubuh tak sedap. Di leher dan perutnya terdapat rambut gimbal

menempel lengket. Sesekali sang empunya menggaruki gimbal itu. Hanya 2 jam 

di tangan kapster, Kasep-nama sang empunya-menjadi molek. Kesan dekil hilang. 

Yang tampak bulu lembut, mengkilap, dan harum.

Kasep seekor kelinci jantan. Sudah lebih dari 2 bulan kelinci berumur 8 bulan itu 

tak mandi. Pemiliknya di Bogor tak berani membasuh air ke tubuhnya lantaran 

Kasep mudah stres. Sebab itu Arini membawanya ke kapster kelinci yang akan 

membuat Kasep menjadi molek. 'Kalau dimandikan sendiri takut,' ujar Arini.

Soal mandi-memandikan kelinci memang mengundang banyak perdebatan. 

Hobiis di Eropa dan Amerika memandang memandikan kelinci hal tabu. 

Alasannya si kuping panjang itu sensitif dan mudah stres. Mereka khawatir 

setelah dimandikan sang kelinci malah mati.

Lain lagi di Jepang. Hobiis di negeri Sakura itu suka sekali memandikan kelinci. 

Kebersihan menjadi nomor satu di sana. 'Di Indonesia yang tropis bulu kelinci 

mudah kotor sehingga agar tidak ada penyakit ia perlu dimandikan,' kata 

Gusti Merdeka Putra, hobiis di Bogor.

Jemput bola

Di mancanegara, khususnya Asia, grooming kelinci memang perkara biasa. 

Perlengkapan untuk mempercantik kelinci sangat beragam dan mudah didapat. 

Mulai dari gunting kuku, sisir, sabun, hingga pewangi khusus. Tidak hanya itu, 

mendandani kelinci menjadi hobi mengasyikan. Itu yangTrubus saksikan di 

salah satu stan kelinci di Kasetsart Fair di Thailand. Di sana si telinga panjang 

itu diberi pakaian warna-warni.

Di tanahair pun kini banyak pet shop, klinik hewan, dan salon hewan, menawarkan 

jasa groomingkelinci. Di Bogor, Kaninchen memberi jasa salon untuk si telinga 

panjang. Biayanya tak mahal. Untuk perawatan lengkap cukup ditebus dengan 

Rp35.000. 'Untuk pelanggan khusus saya bahkan datang ke rumah mereka,

' ujar Gusti, penyedia jasa rawat kelinci.

Untuk hobiis yang sibuk, Happy Pets memberi layanan dengan menjemput bola. 

Mereka selalu mendatangi konsumen yang berminat. 'Pelanggannya memang 

tidak sebanyak kucing dan anjing,' kata Henny M. Pangadjaja, pemilik Happy Pets. 

Untuk paket perawatan lengkap biayanya Rp125.000-Rp150.000. Harga itu dianggap 

wajar karena kelinci lebih sulit ditangani daripada kucing dan anjing.

Sensitif

Menurut Henny, selain potong kuku, memandikan adalah hal paling sulit. 

Kapster harus menjaga agar kelinci tidak stres. 'Kelinci yang kaget atau stres 

bisa mati,' ujar Henny. Itu cukup sulit karena sifat kelinci kalem. Seperti Kasep 

pun akan memberontak ketika dimandikan. Perut, bagian pertama yang harus 

dikeringkan sehabis mandi. Itu karena daerah pencernaan kelinci sensitif, jika 

kedinginan terlalu lama ia dapat terkena mencret.

Gusti mensyaratkan minimal umur 4 bulan sebelum kelinci boleh dimandikan. 

Pada umur itu, kelinci dianggap sudah kuat dan tidak sensitif lagi. Itu pun hanya 

boleh dimandikan 2 bulan sekali, saat bulunya tampak kotor. Di bawah umur itu, 

sang klangenan hanya dilayani mandi kering alias dibersihkan menggunakan tisu 

basah bayi. (Andretha Helmina)

Link: http://trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=&artid=818

Okezone


Kisah Sukses
Kisah Sukses
Memanjakan Hewan, Henny Dimanjakan Rezeki
Jum'at, 30 November 2007 - 10:31 wib
Nuria - Okezone

  Sepantasnya memperlakukan hewan piaraan dengan perhatian ekstra. Siapa sangka, perhatian itu justru mendatangkan rejeki
Kecintaan Henny Marlita Pangadjaja kepada anjing memberinya ide untuk mendirikan salon hewan keliling. 

Salon yang diberi nama Happy Pets Mobile Grooming ini telah berkembang pesat. Bahkan, konsumen rela mengantre dua hingga tiga hari demi mendapatkan pelayanannya. 

Henny, biasa wanita ini disapa tak sen
gaja menggeluti usaha ini. Awalnya, Henny hanya pecinta anjing. Sejak kecil, Henny telah memelihara anjing. Baginya, rumah terasa sepi jika tak ada hewan peliharaan, khususnya anjing.

Melepas masa lajang, Henny menikah dengan Suwito Tjahjadi (41). Sayangnya, sang suami tidak begitu menyukai anjing. 

Beruntunglah Henny memiliki suami yang pengertian. Sang suami mengizinkannya memelihara anjing asalkan anjing itu besih dan tidak bau. Henny menyanggupi keinginan sang suami. 

Henny yang tinggal di Tangerang harus membawa anjing jenis pudelnya ke salon hewan di Jakarta setiap dua minggu sekali atau selambat-lambatnya satu bulan sekali. 

Beberapa kali, dia melakoni aktivitas itu. Dia menyadari jarak Tangerang-Jakarta yang relatif jauh merepotkannya. Kemacetan jalan membuat waktunya habis terbuang dan anjing menjadi stress.

Henny juga memperhatikan anjing terlihat tidak tenang saat akan mandi di salon. Menurutnya, hal ini karena anjing merasa asing dengan lingkungan di mana dia dibersihkan. Si pemilik juga tidak tenang karena tidak bisa melihat hewan kesayangannya saat proses mandi.

Karena itu, Henny mencoba belajar memandikan anjing. Wanita usia 37 tahun ini membaca buku terkait anjing. Dia juga terbang ke Singapura untuk mengikuti kursus salon anjing. Saat di Singapura, peralatan seperti gunting kuku, sisir, alat cukur pun diborongnya. 

"Kursus dan peralatan salon hewan belum ada di Indonesia," terangnya kepada okezone.

Berbekal kursus dan membaca buku, Henny berani memandikan anjingnya layaknya di salon hewan ternama. Keahliannya semakin terasah seiring waktu. Tangannya mulai berani membersihkan anjing milik kawan atau saudara. Saat itu, bakso atau kue brownis sebagai pengganti jasanya.

Pertengahan 2003, Henny menjajakan jasa salon hewan keliling secara profesional. Saat itu, dia hanya memiliki dua orang karyawan dan satu sepeda motor. Pada 2004, terwujud ide untuk menambah armada mobil salon keliling. 

Pengalaman sebagai konsumen yang tidak mau terkena macet saat membawa hewan ke salon dan dampak negatif hewan saat dibawa ke salon merupakan alasan dasar Henny mendirikan salon hewan keliling. 

Saat ini, Happy Pets Mobile Grooming telah melayani konsumen di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi. Dalam sehari, ibu dari putri Natashia Bertha Tjahjadi (11) ini bisa memperoleh enam hingga sepuluh pelanggan.

Jasa Henny telah dikenal banyak pelanggan. Wanita yang memiliki 18 ekor anjing ini hanya menunggu telepon dari pelanggan yang meminta datang ke rumah untuk memandikan hewan peliharaan mereka. Terkadang, kucing juga mendapat perawatan dari salon hewan keliling ini.

Karyawannya bertambah menjadi 30 orang. Armada juga bertambah menjadi 10 motor dan dua mobil. Jasa yang ditawarkannya adalah menyisir, memandikan dan mengeringkan, memotong atau merapihkan bulu. Tarif yang dikenakannya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu untuk perawatan standar. 

Sedangkan perawatan eksklusif dikenakan biaya Rp125 ribu hingga Rp 150 ribu. Pada perawatan eksklusif, hewan akan mendapat perawatan tambahan yakni hair spa.

Sejumlah kendala juga dihadapinya, antara lain jalanan yang macet dan hewan yang sulit dibersihkan menghambat mobilitas karyawannya. Terkadang, Henny mendapat komplain dari pelanggan karena tidak bisa menepati janji. Pelanggan pun harus membuat janji dahulu.

Kendati demikian, Henny optimistis usaha ini memiliki prospek bagus. Saat ini menghadirkan hewan peliharaan di rumah telah menjadi tren. Perawatan hewan di salon bukan barang mewah namun sebuah kebutuhan. (rhs)

Link :http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2007/11/30/22/64842/memanjakan-hewan-henny-dimanjakan-rejeki

Majalah Pengusaha


Salon Anjing Mobile, Piaraan Cantik, Pasar Asyik
Tuesday, 21 August 2007
Henny M. PangadjajaLantaran selalu kewalahan melayani order dari pelanggan, Henny berencana untuk mewaralabakan Happy Pets Grooming. Wiyono  

If you need a friend, buy a dog. Meskipun ungkapan itu awalnya hanya berasal dari sebuah film namun sedikit banyak  memberikan gambaran satu sisi gaya hidup manusia sekarang, gemar memelihara binatang kesayangan terutama anjing. Masyarakat moderen yang cenderung bersifat individualistis pada akhirnya menyisakan ruang kosong atas kebutuhan berinteraksi serta berteman. Sementara itu komplementasi yang dianggap paling mudah serta aman untuk melampiaskan perasaan kesepian tersebut yaitu melalui binatang piaraan. Dan bukan cuma terjadi di luar negeri saja, budaya semacam ini juga mulai berkembang pada masyarakat metropolis di Indonesia.
Bila kurang percaya silahkan tengok, setiap akhir pekan hampir semua pet shop di Jakarta dan kota-kota besar lain pasti ramai dikunjungi orang. Dari beragam hewan piaraan yang ditawarkan, mulai dari anak anjing, kucing, ikan, kura-kura, burung, hamster, hingga binatang reptil seperti ular dan iguana, yang paling banyak tersedia dan diminati sebagai teman setia pastilah anjing, setelah itu baru kucing ras. 

Dari kaca mata yang sedikit berbeda Henny M. Pangadjaja melihat bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang mulai membaik menjadi alasan mengapa para pecinta anjing piaraan makin marak. Kini mereka tidak lagi menganggap anjing sebagai barang mewah dan butuh perawatan mahal. Pengusaha salon anjing dengan model keliling sejak tahun 2001 ini juga menengarai walaupun masih di bawah Singapura atau Malaysia, bahkan Thailand, tetapi tingkat kesadaran merawat binatang peliharaan pun mulai menanjak. “Salon sudah mulai membudaya, bahwa kebutuhan merawat anjing bukan hanya pada waktu sudah kelihatan amat kotor sehingga tidak dapat memandikan sendiri, melainkan merupakan kebutuhan rutin. Sebab bagaimana anjingnya mau bagus kalau perawatan hanya dilakukan setelah kelihatan jelek, paling-paling salon hanya bisa menggunduli saja,” pemilik Happy Pets Grooming ini berujar. 

Sesuai dengan namanya Henny menyediakan jasa grooming hewan piaraan. Yang agak berbeda salon miliknya dijalankan dengan sistem mobile.  Costumer tidak perlu repot-repot membawa binatang yang hendak didandani tersebut keluar rumah, sebaliknya karyawan salon yang akan mendatangi beserta peralatan lengkap. Pemilik hewan tinggal mengangkat  telepon maka akan segera dibuatkan jadwal sesuai daftar. Secara garis besar terdapat dua jenis perawatan. Standard grooming atau pelayanan standar yakni memandikan, membersihkan telinga, menggunting kuku, serta cukur bulu. Sedangkan layanan eksklusif adalah layanan standar ditambah dengan perawatan hair spa bagi si binatang kesayangan.  

Untuk layanan standar tersebut tenaga operasionalnya berjumlah dua orang dan biasanya cukup dengan memakai sepeda motor yang dilengkapi boks peralatan di belakangnya. Agar tampak menarik bentuknya didesain berbentuk anjing sehingga tampak menyolok mata. Sedangkan untuk melayani perawatan dengan hair spa disediakan mobil salon berupa jenis kendaraan kijang kapsul yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk keperluan tersebut. “Nanti anjingnya dimandikan di dalam mobil, sedangkan yang memakai motor, tuan rumah yang menyediakan tempat, cukup di garasi atau di kamar mandi,” jelas Henny. 
Ibarat pucuk dicinta ulam tiba, bisnis yang menyajikan kemudahan biasanya mendapatkan respon positif. Demikian pula salon anjing mobile ini pun banyak peminatnya.  Sebab pelanggannya cukup menunggui di rumah, selain itu  anjingnya tidak takut terkena stress atau ketularan kutu dari binatang lain. Apabila sudah berhadapan dengan kualitas maka besar kecilnya tarif biasanya menjadi relatif. Biaya sekali perawatan sebesar Rp 50 ribu-Rp 150 ribu. Standar harga tersebut berdasarkan jenis layanan, jenis anjing, dan besar kecilnya. “Binatang berbulu tebal agak lebih mahal, sebaliknya anjingsmooth yang pendek biayanya juga lebih murah,” paparnya.

Tabloid Nova



Senin 24 Maret 2008 10:42

Henny Marlita Pangadjaja
Ingin Hewan Kesayangan Juga Bahagia

Belum banyak usaha salon hewan keliling seperti yang dilakukan ibu satu anak berusia 37 tahun ini. Seiring tren sebuah keluarga punya hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, usahanya pun berjalan lancar. "Anda butuh, kami akan datang ke rumah Anda," begitu yang ia sampaikan.


Kenapa kok tertarik membuka usaha salon hewan keliling?
Kami sekeluarga suka anjing. Tetapi suami saya kurang suka jika anjingnya bau. Oleh karena itu, saya rajin merawat dua anjing pudel di rumah. Ternyata enggak gampang.

Apa yang Anda lakukan?
Saya ikut kursus soal salon anjing di Singapura.
Dari situlah, saya bisa memotong bulu anjing saya. Teman saya yang melihat, antusias meminta saya mencukurkan anjingnya.

Lantas?
Dari situ terpikir mengelola usaha salon hewan keliling. Mereka tinggal telepon, saya akan kirim tenaga kerja saya. Awalnya hanya satu sepeda motor, dengan dua karyawan.

Dari mulut ke mulut, orang jadi tahu usaha saya. Sampai sekarang saya punya 10 sepeda motor dan 2 mobil dengan jumlah karyawan 30 orang.

Tahun 2003, saya mempatenkan usaha ini dengan nama Happy Pets. Motto kami adalah Hewan yang bahagia, adalah hewan yang bersih.

Oh ya, apakah salon hewan Anda ini khusus untuk anjing?
Tidak. Kami juga menerima kucing. Tapi, memang lebih banyak anjing.

Siapa saja pelanggan Anda?
Dari berbagai kalangan, ya. Mulai dari ibu-ibu rumah tangga sampai artis.
Sementara ini, kami baru melayani customer untuk daerah Tangerang, Bekasi, Depok, Jakarta karena keterbatasan tenaga.

Wah, berarti Anda sudah kewalahan menangani pelanggan?
Memang benar. Terkadang, ada customer yang tidak tertangani karena jadwal armada saya sudah full.

Apa saja, sih, jenis perawatan hewan yang Anda tawarkan?
Ada dua macam, yaitu standar dan eksklusif. Untuk standar mulai dari mandi, gunting kuku, membersihkan kuping, sikat gigi, cukur. Eksklusif masih ditambah dengan Hair Spa & Massage.

Lho, anjing perlu juga dipijat?
Ya, supaya jalan darah anjing ini lancar. Dengan demikian kulitnya lebih sehat dan bulunya kebih mengilat.

Apakah Anda masih terjun langsung?
Hanya sesekali jika ada permintaan khusus dari pelanggan. Atau bila kondisi anjing sudah parah. Kami juga kerja sama dengan dokter hewan.

Apa lagi yang membuat Anda begitu bahagia dengan usaha ini?
Saya tidak perlu keluar rumah untuk bekerja. Saya masih bisa menyalurkan hobi yang lain dan mengawasi anak saya, Natashia Bertha Tjahjadi (11).
Henry Ismono

Link : http://www.tabloidnova.com/article.php?name=/ingin-hewan-kesayangan-juga-bahagia&channel=profil