Selasa, 01 Juli 2008

Welcome to Happy Pets Indonesia
www.happypetsindonesia.blogspot.com

We are the best pets mobile grooming in town
Anda telephone kami datang..
Happy Pets menyediakan fasilitas terlengkap untuk perawatan hewan kesayangan anda.

Service yang kami sediakan adalah :
- Mandi sehat 
- Cukur biasa 
- Cukur model 
- Basmi kutu
- Gunting kuku, dll.

Kami datang ke tempat anda untuk menghemat waktu wanda, menghindari stress pada anjing kesayangan anda, dan juga mencegah tertularnya penyakit bila ditingalkan di salon.

Call : +6221 558-5614 / +6221 551-6029 / 0816-91-9977 

Happy Pets Support Spay and Neuters to Decrease Pets Overpopulation, and Fight Breed Banning to Avoid Discrimination on Certain Breeds.  


Minggu, 29 Juni 2008

Sabtu, 28 Juni 2008

Happy Pets TV One



Liputan SWA

Salon Keliling Buat Hewan Kesayangan
Kamis, 23 Maret 2006
Oleh : Ishak Rafick

Dengan modal keahlian dan sedikit uang, Hanny Marlita berhasil melakukan inovasi bisnis dengan mendirikan salon hewan piaraan  keliling. Kini dia berencana mewaralabakannya.

Bermula dari hobi memelihara dan bermain-main dengan anjingnya sendiri, Hanny  menemukan jalan untuk menyulapnya menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Dan semua itu berlangsung seperti tanpa rencana, seiring dengan kepindahannya ke Karawaci, Tangerang. Di tempat barunya itu, dia kesulitan menemukan salon buat anjing kesayangannya. Dia bingung, karena membiarkan binatang kesayangannya itu tanpa perawatan, jelas tak pantas. Sementara itu, merawatnya sendiri tanpa pengetahuan memadai, menurut dia, malah bisa berbahaya.

 

Akhirnya, Hanny memutuskan untuk mengikuti kursus salon anjing di Singapura. Waktu itu tujuannya cuma satu: agar bisa mengurus anjing-anjingnya sendiri. Namun, setelah piawai mengurus anjingnya sendiri, ia tergugah untuk memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang dipelajarinya di negeri jiran itu menjadi lahan bisnis. Tanpa mau menyia-nyiakan kesempatan, Hanny pun kemudian mendirikan Happy Pets, salon buat hewan piaraan semacam anjing, kucing dan kelinci.

 

Tak seperti salon-salon anjing dan hewan piaraan lain yang sudah lebih dulu ada di Jakarta, Bandung dan Surabaya, Happy Pets sengaja dirancang Hanny menjadi mobile salon (salon bergerak). Jadi, sistemnya tidak lagi menunggu pelaggan, tapi mendatangi pelanggan alias jemput bola. Dia melihat, banyak orang yang suka dan memelihara anjing atau hewan peliharaan lainnya, tapi tidak sanggup dan tidak punya waktu untuk mengurusnya. “Jadi, saya beranikan diri merintis Happy Pets lima tahun lalu,” ujarnya mengenang.  “Modal saya waktu itu cuma sepeda motor untuk keliling. Saya sendiri yang memandikan dan menangani hewan-hewan itu,” sambung Hanny bersemangat.

 

Dia mengaku, semula memang banyak kendala. Bahkan, banyak orang menganggapnya kurang kerjaan atas usaha salon anjing kelilingnya itu. Namun, ia cuek saja karena ia tetap melihat peluang di bisnis yang ditekuninya itu. Apalagi, ia memiliki modal keahlian dan sedikit modal buat operasional. “Soal sukses- tidaknya, itu tergantung pada usaha,” ujar Hanny. “Tapi waktu itu saya tidak terlalu berorientasi pada untung. Prinsip saya: apa pun yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, pasti akan menghasilkan suatu saat nanti. Saya sudah membuktikannya sekarang. Saya sudah bisa merasakan hasil yang saya tanam dulu,” sambung lulusan Desain Interior Universitas Trisakti itu sumringah.

 

Meski yang ditanganinya cuma hewan, Happy Pets melayani kliennya bak melayani wanita dan ibu-ibu berduit di salon kecantikan eksklusif.  Bahkan mungkin lebih dari itu. Happy Pets menawarkan jasa grooming, manikur-pedikur,  pijat, krimbat, mandi garam spa, dan lain-lain buat hewan. “Grooming itu merupakan dasar dari perawatan pets. Dimulai dari memandikan hewan. Lalu kuku kaki depan dan kaki belakang anjing, misalnya, digunting.  Setelah itu dilakukan pembersihan kuping, telapak kaki dan cabut bulu ketek si anjing,” paparnya rinci. “Lalu ada hair spa.  Setelah pets dimandikan, diberi krim sekujur tubuhnya dan dipijat. Setelah dipijat kemudian dimandikan lagi, lalu disiram dengan garam spa,” sambung perintis salon bergerak buat anjing itu. “Garam spa masih kami impor, asalnya dari Laut Mati, Timur Tengah,” ia menjelaskan.

 

Untuk menunjang operasional bisnisnya itu, setiap tiga-empat bulan sekali dia terbang ke Singapura untuk berbelanja segala keperluan Happy Pets.  Biasanya, sekali belanja menghabiskan Rp 10-20 juta.  Adapun anggaran promosinya sekitar Rp 5 juta/bulan. Produk untuk perawatan hewan itu memang masih diimpor antara lain dari Singapura, Amerika Serikat dan Cina, karena di Indonesia sulit mendapatkan barang-barang yang dia perlukan. “Lebih hemat membeli langsung dari luar, karena saya membelinya dalam jumlah besar. Kalau dalam jumlah kecil, saya lebih memilih untuk pakai jasa pengiriman,” kata Hanny. Produk-produk yang diimpor Happy Pets, lanjutnya, antara lainclipper (untuk mencukur bulu hewan), cream spa lavender, tea tree leaf, sisir bulu, dan sebagainya.

 

Untuk memperoleh barang-barang yang diperlukan salon hewannya itu, Hanny dibantu oleh tempat kursus perawatan hewannya dulu di Singapura. “Mereka akan membantu eks muridnya yang memang membutuhkan produk-produk untuk perawatan pets,” tutur Hanny.

 

Meski jasa yang ditawarkannya relatif  baru,  Hanny tak mau sembarangan menerima hewan untuk dilayani.  “Happy Pets cukup selektif dalam menerima pets yang akan dibersihkan. Kami tidak menerima pets sakit. Namun kami menjamin petstidak akan berkutu setelah di-grooming,” kata penggemar anjing Golden ini.

 

Meski selektif, Happy Pets tak sepi dari pelanggan.  Bahkan sebaliknya, orang makin suka menggunakan jasanya. Biaya yang ditarik Happy Pets dari si pemilik hewan memang tidak terlalu mahal. Tambahan pula, si pemilik dibebaskan dari kewajiban membawa hewannya ke salon yang kadang makan waktu dan melelahkan. Itu setidaknya diakui aktris Sophia Latjuba yang kini menjadi pelanggan Happy Pets.  “Saya puas banget dengan Happy Pets. Membantu banget, karena saya tidak perlu bawa anjing ke salon, tapi Happy Pets yang datang ke rumah,” katanya. “Saya surprise sama tarifnya. Kok murah sekali ya. Itu juga yang membuat saya senang menggunakan Happy Pets selama dua bulan terakhir,” sambung Sophia.

 

Hal senada diucapkan seorang pelanggan Happy Pets di Pondok Indah yang kebetulan juga bernama Hanny. Pelanggan yang satu ini boleh dibilang maniak anjing.  Dia mengaku memiliki 50 ekor anjing dari berbagai jenis dan ras.  Hanny mendapat info tentang Happy Pets dari brosur salon hewan keliling itu di toko makanan anjing langganannya.  “Saya suka pakai Happy Pets, karena karyawannya tahu bagaimana caranya membersihkan anjing saya dengan perasaan. Mereka tahu bagaimana mendekati anjing-anjing saya, tidak kasar,” tutur Hanny. Toh, dia punya saran yang menurutnya patut dipertimbangkan demi kemajuan Happy Pets.  “Saran saya, Happy Pets sebaiknya menambah lagi jumlah karyawannya.  Juga mesti ada tarif khusus untuk pelanggan yang punya banyak anjing, seperti saya. Anjing saya ada 50 ekor dan semua saya bersihkan di Happy Pets,” lanjutnya.

 

Hanny, si bos Happy Pets, cuma tersenyum ketika dibenturkan dengan saran tersebut. Maklum, Maret 2004, dia sudah menambah investasinya untuk memperkuat armada Happy Pets.  Ia menambah dua armada mobil Kijang kapsul yang dimodifikasi sendiri menjadi salon hewan.  Investasi untuk satu mobil mencapai Rp 180 jutaan. Jadi total armada Happy Pets sekarang ada empat motor dan dua mobil Kijang kapsul.

 

Untuk mendesain  mobil armadanya itu, Hanny membutuhkan waktu 8-10 bulan.  Adapun karyawan Happy Pets saat ini berjumlah 15 orang.  Hanny memang berencana menambah karyawan. “Jujur saja, saya kesulitan mencari sumber daya manusianya. Saya ingin karyawan saya, khususnya groomer, harus yang punya pengalaman dengan pets.  Saya tidak ingin yang dari nol.  Kalau sudah pengalaman, saya tinggal melatihnya kembali. Mereka mesti menggunakan standar saya,” ujar istri dari Suwito Tjahjadi ini.

 

Bagi Hanny, bisnis yang dijalankannya ini sangat prospektif  dan permintaannya besar.  Setiap hari minimal Happy Pets melayani 40 hewan piaraan. Dia mematok tarif Rp 50-200 ribu untuk setiap ekor, tergantung jasa apa saja yang dikehendaki pemilik hewan. Jumlah pelanggan yang terus bertambah akhir-akhir ini membuatnya berpikir untuk segera menambah karyawan dan armada Happy Pets.

 

Meski pelanggannya terus bertambah, Happy Pets, menurut Hanny, tidak alpa memperhatikan kualitas layanannya.  Untuk itu, dia melakukan retraining karyawan setiap empat bulan sekali, terutama karyawan groomer (yang melakukangrooming).  Selama ini, umumnya hewan piaraan yang ditangani Happy Pets ada tiga jenis yaitu anjing, kucing dan kelinci.  Yang paling banyak adalah anjing (70%), diikuti kucing 20 dan kelinci 10%.  “Pelanggan setia kami juga sudah memiliki jadwalnya sendiri,” kata ibu dari Natashia itu sambil tersenyum.  “Kami ingin customer merasa puas dan setia memakai jasa Happy Pets. Siapa pun boleh menggunakan jasa kami, meski segmentasinya menengah-atas,” tambah Hanny.

 

Ke depan, Hanny berencana mewaralabakan Happy Pets untuk memperluas jangkauan.  “Permintaan akan jasa Happy Pets sangat banyak. Ini di luar dugaan.  Saya pikir ini saatnya untuk mem-franchise-kan, tapi saya masih bingung mengenai sistem ini.  Saya berharap ada yang bisa membantu saya menjelaskan bagaimana cara terbaik untuk mem-franchise-kan bisnis saya ini,” kata Hanny yang punya moto Happy Pets is A Clean Pets. Hanny juga punya obsesi membawa Happy Pets dikenal oleh semua orang yang menyayangi hewan piaraan dan ingin hewan-hewan itu terawat.

 




URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/artikellain/details.php?cid=1&id=4091 

The Jakarta Post

Mobile grooming salon for feline friends


Agnes Winarti ,  The Jakarta Post ,  Jakarta   |  Tue, 06/17/2008 10:05 AM  |  City

True canine lovers usually regard their pet dogs as part of the family. Some even treat them like their own children.

Dog lover Bathsheba "Betsy" Yuligita Sudarmo recalled the day she found bruises around her dog's eyes.

"When I found the bruises, my dog had changed his attitude toward me. He used to be friendly but had become fierce," Betsy said.

PAWS FOR EFFECT: Three-year-old golden retriever “Grizzly” has its nails cut by a groomer from Happy Pets grooming before two groomers bathe and blow-dry its fur using the grooming’s custom-built vehicle at the pet owner’s home in Cakung, East Jakarta. (JP/Agnes Winarti)PAWS FOR EFFECT: Three-year-old golden retriever “Grizzly” has its nails cut by a groomer from Happy Pets grooming before two groomers bathe and blow-dry its fur using the grooming’s custom-built vehicle at the pet owner’s home in Cakung, East Jakarta. (JP/Agnes Winarti)

"My dog started behaving aggressively after it received treatment at a pet salon," she said, while carefully watching two pet groomers bathe her 3-year-old golden retriever Grizzly on the back of a mobile pet salon car.

A vet told her later her dog had been hit during the salon treatment.

"It was a traumatic experience for me," she said.

Since then, Grizzly has had his treatments in a mobile pet salon at Betsy's home, where she can observe the whole process.

"I don't have to take my car to the salon. It saves me time," Betsy said, adding she used to queue and wait at the pet salon for some three hours.

Veterinarian Maria Theresia Widiastuti said some dog owners have complained that after their dogs had salon baths, they showed changes in behavior, like signs of fear, depression and aggressiveness.

"I never saw any physical bruises, but it is possible those pets received harsh treatment. It is the right of the owner to ask the salon to be transparent about their treatments," said the veterinarian, who has been practicing for eight years in East Jakarta.

A dog lover since childhood, Henny M. Pangadjaja said a similar experience motivated her to establish Happy Pets, a mobile pet salon for cats and dogs, in 2003.

"As a dog lover, I consider my dogs like my own children. So, I don't want anyone beating them," said Henny, who saw her poodles being harshly treated by groomers at her home.

"When I saw my poodle was being hit by the groomer in front of me in my own home, I wondered what they did when I wasn't around," she said.

Henny said she learned about the commitment needed to look after pets from her mother, who once owned more than 20 dogs at the same time that ran around freely in their home.

"They followed her from the kitchen to the bathroom," said Henny, who now owns nine dogs, including poodles, a golden retriever and a Yorkshire.

Henny said she took various pet grooming courses in Singapore to learn how to take care of her poodles.

"Many of my relatives and friends who asked me to help groom their dogs urged me to create my own pet salon," said the 38-year-old at her home office in Lippo Karawaci, Tangerang.

(JP/Agnes Winarti)(JP/Agnes Winarti)

The salon has been through a few name changes; from Beauty Pets, to Chicko Pets (named after one of her poodles) to today's Happy Pets.

Henny currently employs some 30 groomers and administration employees for the salon, which operates with two cars for exclusive treatments and 10 motorcycles for standard treatments.

The Happy Pets mobile salons operate throughout Greater Jakarta by appointment from Monday to Saturday, 7 a.m. to 5 p.m., and on Sundays with one week's notice.

The salon currently has about 2,400 customers, including homemakers, young professionals, celebrities, public officials, pet shops and pet-breeding ranches.

"I never thought this hobby of mine would become a business with so many customers," she said, adding some 30 percent of her customers were cat owners and the rest dog owners.

Some of her customers even call her in the middle of the night to seek advice in emergency situations, like dog fights or illnesses.

"I have to repeatedly tell them that I am not a vet," she said.

Henny, however, said many people in Jakarta still consider pet grooming a luxury, not a necessity.

She said most complaints made were concerning prices. Happy Pets standard treatments range from Rp 60,000 (US$6.40) to Rp 100,000, while exclusive treatments range from Rp 150,000 to Rp 200,000, depending on the size of the pet.

Eighty to 90 percent of the equipment and treatment materials are imported from the United States, she said.

LIL' SCRUB: Happy Pets groomers also travel by motorcycle to customers' homes to bathe their dogs. (JP/Agnes Winarti)LIL' SCRUB: Happy Pets groomers also travel by motorcycle to customers' homes to bathe their dogs. (JP/Agnes Winarti)

However, pet lovers like Betsy do not mind the costs.

"A home treatment for my Grizzly costs Rp 185,000. It is about three times more expensive than the usual pet salon," she said. She usually calls the home pet salon once a month.

Betsy's husband, Hanny Santoso, said he preferred having his dog treated at home because he wanted to avoid transmittable diseases from unhealthy dogs.

"Other pet salons are usually also shelters for pets on sale, so there is no guarantee all the dogs there are healthy," he said.

Henny said, "People should realize that a healthy dog makes its owner healthy. There is a kind of mutual health between pets and their owners."

She said most long-fur dogs, like golden retrievers, which are prone to skin diseases, should have a bath once every two weeks.

Henny also suggested long-fur dogs have their fur combed once every two days to avoid tangles that might trigger skin diseases.

"I do not recommend bathing the pet when it is sick. It should be taken to a vet first," she said.

Henny also said when treating a dog, one must pay attention to its psychological nature, as every dog has different character.

Jumat, 27 Juni 2008

Welcome to BCA

Koran Tempo


Minggu, 25 Mei 2008

Profesi

Agar Si Doggy Tambah Trendi

Melayani dengan hati-hati karena anjing bak anak kesayangan bagi pemiliknya.

Awalnya, Samuel tak bisa diam. Kaki-kakinya terus digerakkan, sedangkan matanya terus menatap Alex, sahabatnya. Lima belas menit kemudian, setelah dielus dan dipijat, anjing ras Gembala Jerman itu tenang. "Ini untuk memijat," ujar Marmo, pria yang sudah tiga tahun menjadi perawat anjing di salon anjing mobile Happy Pets, yang menangani Samuel.

Ini perawatan kedua buat Sam--panggilan Samuel--dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, Alex, sang pemilik, membawanya ke salon di Kemang, Jakarta Selatan, untuk menjalani perawatan kuku dan bulu Sam. 

"Ini lebih praktis," kata Alex. Plus, dia bisa melihat proses perawatan anjing kesayangannya itu. Di Kemang, dia hanya duduk, sementara Sam didandani di dalam sebuah ruangan. "Tahu-tahu sudah rapi," kata dia di rumahnya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis lalu.

Kepraktisan memang yang diutamakan Happy Pets, salon milik Henny Pangadjaja. Selain itu, dia ingin memberikan kenyamanan kepada para pemilik anjing dan kucing peliharaan bahwa binatang kesayangan mereka baik-baik saja. 

Tak seperti salon anjing di mal atau tempat lain, yang tertutup buat pemiliknya, proses perawatan yang dilakukan salon keliling ini terhadap binatang kesayangan bisa dilihat langsung sang pemilik. "Mereka bisa lihat binatang peliharaan mereka sedang diapain," kata Henny di rumahnya, Tangerang, Banten, Kamis lalu. Berdasarkan pengalaman sendiri, Henny sering merasa waswas saat membawa anjing ke salon.

Menjadi seorang perawat anjing dan kucing bukan hal mudah. Selain harus sabar, para karyawan Henny dibekali teknik memegang anjing dan kucing yang galak. Keahlian dan kesabaran tingkat tinggi memang harus dimiliki karena pemilik yang sayang terhadap peliharaannya akan memperhatikan peliharaannya "dikerjai". Makanya dia tak mau main-main dengan profesinya itu. "Saya anggap saya sedang ngurusin anak orang," katanya sambil tersenyum.

Awalnya, Henny sekadar ingin serius mengurus 24 ekor pudelnya. Pudel-pudelnya harus wangi dan bersih. "Itu syarat dari suami saya kalau mau memelihara anjing. Dia tak suka anjing," katanya sambil tertawa. Makanya, secara total, dua tahun ia habiskan untuk khusus belajar merawat anjing di Singapura. Sesi demi sesi kursus yang memakan waktu satu bulan per sesinya itu dilakoni ibu satu putri ini sejak 2001.

Pada 2002, ketika sudah menguasai banyak ilmu, dia mulai diminta mengurus anjing teman dan kerabatnya. Waktu itu dia belum berpikir menjalankan profesi itu, walau sudah menguasai teknik memotong bulu seratus jenis anjing. 

Pada 2003, kala permintaan dari teman sahabatnya melonjak, dia melihat peluang tersebut. Jadilah bisnis itu dengan hanya dua karyawan. Pada tahun itu juga dia mematenkan bisnisnya tersebut di Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Tak disangka, dia malah sering diomeli pelanggan karena personelnya yang terlalu sedikit, sedangkan pesanannya banyak. Saat itulah dia menerima karyawan yang kemudian diajarinya selama sebulan mendandani anjing. Kini karyawannya 28 orang, dengan armada dua mobil dan 10 sepeda motor. Semuanya dibekali ilmu menggunakan delapan tingkat pisau untuk memotong bulu anjing dan kucing. Plus menggunakan pemotong kuku yang mirip tang.

Kisah suksesnya berlanjut hingga para pejabat dan selebritas mulai menjadi langganan tetapnya. Sebut saja Alvin Adam, Sophia Latjuba, Artika Sari Devi, dan bekas Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar. Sampai suatu saat dia diminta para pelanggannya merawat anjing selama sang pemilik pergi. Rumahnya yang mungil di Karawaci tidak cukup menampung banyak anjing. "Saya menyewa rumah, buka hotel buat anjing dan kucing," katanya.

Merawat anjing yang bermacam jenis bulunya, menurut dia, ada seninya tersendiri. Berbeda dengan memegang kepala manusia untuk dicukur rambutnya, saat dipegang orang lain, biasanya anjing meronta. Karena itu, anjing perlu dibujuk pemilik dan orang yang akan mendandaninya. "Paling sulit anjing kecil, ya, suka pecicilan," katanya sambil tergelak. Makanya perlu waktu 90 menit hingga satu jam untuk mendandani hewan-hewan peliharaan.

Jenis anjing yang berbeda pun membuat waktu yang dibutuhkan berbeda. Pudel, Schnauzer, dan Westhighland terrier, katanya, mempunyai tingkat kesulitan lebih daripada yang lain. Golden Retriever, yang biasa dilihat dalam film Beethoven, cuma perlu disisir. Bulu-bulu anjing yang berbadan bongsor itu justru menjadi kelebihannya.

YOPHIANDI